Hindari Ditelan Perkembangan Jaman
Redaksi - Kehidupan di desa kini tak lagi sunyi, derap langkah hewan sapi serta suara ayam berkluruk tak lagi sering terdengar menyambut pagi, barisan pejalan kaki para petani tak lagi seiring mentari,seakan memaksa untuk mati suri.Perkembangan jaman perkembangan tehknologi apapun namanya memaksa kehidupan pedesaan untuk berubah sembilan puluh derajat, mereka yang dulu tak mengenal Hape (handphone) kini justru selalu di sandangnya berdampingan dengan alat pertanian (pacul) saat beranjak pergi ke sawah. Begitu pula sepeda onthel tak lagi berdenyit digantikan suara knalpot sepeda motor merk terkenal.
Tak hanya itu perkembangan jaman membawa pengaruh di pedesaan menyebabkan enggannya kaum muda mudi pergi kesawah ataupun mencari kayu bakar guna keperluan memasak di rumah karena hampir rata rata mengunakan kompor gas. Lebih peliknya lagi terkadang kita dapati sawah dan lahan mereka terjual karena hasrat memiliki barang barang mewah dan tak perduli nasib anak cucu generasi selanjutnya. Inikah, yang mereka sebut perkembangan?
Giarto salah seorang penduduk Dusun Ketangi kabupaten Purworejo menerangkan " saat sekarang sangat sulit mencari orang yang mau menjadi penggarap sawah, terlebih lagi kaum muda, kalau boleh di bilang ratusan motor masuk ke desa tapi ribuan hektar sawah lenyap terjual" Sungguh Ironis, desa yang dulu sejuk dan Nyaman kini perlahan terkikis perkembangan jaman.
Inilah "PR" bagi pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah menciptakan keselarasan serta keseimbangan agar perkembangan jaman berjalan sesuai kaidahnya tanpa harus mengurangi suasana dan peradaban desa hingga tak akan muncul paradigma baru "Desaku Nyaman Tertelan Jaman".***
Tak hanya itu perkembangan jaman membawa pengaruh di pedesaan menyebabkan enggannya kaum muda mudi pergi kesawah ataupun mencari kayu bakar guna keperluan memasak di rumah karena hampir rata rata mengunakan kompor gas. Lebih peliknya lagi terkadang kita dapati sawah dan lahan mereka terjual karena hasrat memiliki barang barang mewah dan tak perduli nasib anak cucu generasi selanjutnya. Inikah, yang mereka sebut perkembangan?
Giarto salah seorang penduduk Dusun Ketangi kabupaten Purworejo menerangkan " saat sekarang sangat sulit mencari orang yang mau menjadi penggarap sawah, terlebih lagi kaum muda, kalau boleh di bilang ratusan motor masuk ke desa tapi ribuan hektar sawah lenyap terjual" Sungguh Ironis, desa yang dulu sejuk dan Nyaman kini perlahan terkikis perkembangan jaman.
Inilah "PR" bagi pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah menciptakan keselarasan serta keseimbangan agar perkembangan jaman berjalan sesuai kaidahnya tanpa harus mengurangi suasana dan peradaban desa hingga tak akan muncul paradigma baru "Desaku Nyaman Tertelan Jaman".***
0 Response to "Hindari Ditelan Perkembangan Jaman"
Posting Komentar