KEPITING SOKA (kepiting cangkang lunak)
KEGIATAN budi daya kepiting bakau (Scylla serrata) di daerah pesisir kini makin menggeliat. Kepiting ini dijual tidak seperti biasanya, tetapi dipasarkan saat ganti cangkang (moulting). Nelayan setempat menyebutnya kepiting soka atau lemburi.
soka merupakan kalimat dari soft crab, karena masyarakat sulit melogatkanya, di ambil gampangnya saja dengan menyebut soka.
Jenis kepiting lemburi memiliki kekhasan tersendiri. Cangkangnya tidak keras, tetapi lembut seperti kulit sehingga tidak sulit cara memakannya. Dulu Kepiting lemburi itu tidak dikonsumsi masyarakat lokal, tetapi untuk diekspor ke luar negeri misalnya Jepang dan Korea.tapi saat ini banyak juga masyarakat yang mengkonsumsinya.
Kepiting lemburi atau soka saat ini sudah banyak di budidayakan, di pekalongan misalnya, di kawasan slamaran kota Pekalongan dan yang paling menonjol di Pemalang, di desa mojo. Kemudian kepiting itu dipasarkan ke pasar lokal (rumah makan sea food,) dan keluar negeri oleh sebuah PT. Proses dari tebar bibit hingga penjualan berlangsung cukup rumit. Karena itu, belum banyak petambak yang mampu melaksanakan.
Menurut salah seorang pembudidaya Desa Mojo, Suroso (40), dari tebar bibit hingga penjualan itu waktunya relatif singkat. Maksimal dua minggu untuk bibit 1.000 ekor. Masa panennya tidak bersamaan karena hanya kepiting yang sedang mlungsungi saja yang diambil, sedangkan lainnya ditinggal.
Setelah dipanen, kepiting diletakkan ke dalam air tawar bersih beberapa saat. Setelah itu, kepiting tersebut diletakkan di dalam basket yang dialasi handuk basah. Kemudian di atasnya ditutup handuk basah lagi kemudian di kirim ke kounter untuk di timbang ,kemas dan dibekukan. Fungsi handuk basah itu sebagai pelembab sehingga kulit kepiting tidak dapat mengeras kembali.
Memang rumit sekali. Kami saja sekarang masih penjajakan dan perintisan, tetapi sudah menemukan beberapa cara yang baik, termasuk pemberian handuk tersebut, katanya didampingi petambak lain.
Dulu sebelum menggunakan handuk, mereka memasukkan kepiting ke dalam es. Namun, ternyata kulit kepiting dapat mengeras kembali dan banyak yang mati. Jika kulit kepiting mengeras atau mati, tidak laku dijual. Pembeli hanya mau kepiting yang gembur dan sehat.
Masih banyak kendala yang harus di hadapi para pembudidaya , salah satunya kendala pengadaan bibit kepiting bakau (Scylla serrata), seperti yang di ungkapkan wiyono (40), pembudidaya di slamaran. bibit akan sulit sekali didapatkan mulai masuk bulan September sampai Januari (pancaroba), sehingga di butuhkan adanya tempat penangkaran (hatchry)untuk menopang kebutuhan bibit, yang selama ini hanya di penuhi dari pencari kepiting.
Budidaya kepiting di slamaran meyebar 2000 bibit,karena jika dibawah itu akan merugi, kepiting dimasukkan dalam basket satu persatu lalu di rendam di tambak dan di beri makan berupa runcah atau ikan kecil,kepiting yang sedang mlungsungi saja yang diambil, sedangkan lainnya ditinggal,sehingga per harinya diharapkan memanen 5kg kepiting soka.
Sumber : http://dkp.kutaikartanegarakab.go.id/
0 Response to "KEPITING SOKA (kepiting cangkang lunak)"
Posting Komentar