Tak Mau Gagal Panen, Petani Banjarharjo Brebes Semprot Blas,
Sabtu, 02 Februari 2019
Kabupaten Brebes,
Ketahanan Pangan,
Pendampingan Babinsa,
Pertanian,
Swasembada Pangan,
Upsus
Brebes, Radardesa.com – Belajar dari pengalaman pahit terserang blas tahun 2017-2018 lalu, para
petani di Kabupaten Brebes khususnya Desa Cikuya Kecamatan Banjarharjo,
melaksanakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di areal
persawahan seluas 10 hektar Kelompok Tani Subur. Sabtu (2/2/2019).
Dibenarkan
Kasturi Ketua Poktan bahwa, usia tanam padi kelompoknya antara 35-40 hari.
"Kami bergotong-royong bersama BPP Banjarharjo, Kepala Desa, PPL, Babinsa
Koramil 14 Banjarharjo Kodim Brebes serta 35 orang anggota tani, melakukan
penyemprotan fungisida terhadap hama blast yang menyerang padi," ungkapnya
saat dimintai keterangan mengaku senang dan antusias mendapatkan pendampingan.
Sementara
diterangkan Ketua PPL Desa Cikuya, Casman bahwa, penyakit ini disebabkan oleh
jamur pyricularia oryzae, menjadi ancaman serius bagi tanaman padi di
banyak negara. Blas punya potensi menjadi epidemi dalam skala luas atau
pandemi, di Indonesia sendiri, dikenal sebagai penyakit yang menyerang padi
gogo. Antara periode 2001-2017, serangan blas meningkat hingga 12 kali lipat
dan menjadi ancaman serius.
“Tahun
2018 sudah menjadi OPT utama padi terutama gogo. Terjadinya duplikasi
lingkungan akibat teknik budidaya kurang selaras alam menjadi penyebab blas
menyerang padi sawah,” terang Casman.
Dibeberkannya
lanjut, pola pertanian dengan pupuk kimia tak seimbang (herbisida, fungisida,
dan pestisida), telah membuat lingkungan sawah menjadi serupa dengan lingkungan
padi gogo yaitu kadar Kalium (K) tersedia lebih rendah, Nitrogen (N) dalam
bentuk NO3 karena air terbatas. Penggunaan pupuk N berlebih menyebabkan
mikroorganisme menguntungkan dalam tanah tidak berkembang baik karena bahan
organik alam kurang.
Hama
ini dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan, mulai dari daun, buku batang,
leher malai dan malai, bulir dan kolar daun. Bahkan benih padi pun bisa
terinfeksi. Penyakit ini memang mampu berkembang cepat membentuk ras baru. Satu
bercak pada daun akan menghasilkan spora jamur baru sampai ratusan hingga
ribuan dalam satu malam. Mudahnya pyricularia oryzae melakukan mutasi menjadi
penyebab blas sangat tahan terhadap penggunaan fungisida.
“Saat
kondisi lingkungan mendukung, satu siklus blast hanya membutuhkan waktu 1
minggu bersporulasi atau menyebarkan spora jamur melalui media udara, sehingga
saat menginfeksi, terlihat bercak daun pada padi,” tandasnya. (Utsm-Aan0713/Dade).
0 Response to "Tak Mau Gagal Panen, Petani Banjarharjo Brebes Semprot Blas, "
Posting Komentar