Teater Pasak UPS, Pentaskan Lakon Boewen
Tegal – Radardesa.com. Dwi Ery Santoso, sutradara Teater Massa Hisbuma, belakangan ini tampak sibuk. Saban sore bolak-balik ke Kampus Universitas Pancasakti (UPS) Tegal. Ery, begitu sapaannya, saat kepergok di UPS membenarkan, kalau dirinya tengah diminta bantuannya untuk menangani sebuah pementasan teater.
“Oleh Teater Pasak, saya diminta ikut membantu pementasan lakon Boewen. Namanya dimintai tolong, sebisa mungkin saya berikan pengalaman saya saat berpuluh tahun telah menangani Teater Massa Hisbuma yang saya pimpin Senang saja saya dapat menularkan ilmu berteater saya kepada mereka,” ujar Ery.
Menurutnya, bertahun-tahun menekuni dunia teater di kelompok Teater Massa Hisbuma Tegal, tidak keberatan manakala para mahasiswa memintanya untuk ikut membantu pada lakon Boewen. Baginya, lakon Boewen karya Lanang Setiawan ini membutuhkan keaktoran prima. “Lakon Boewen cukup menantang. Perlu penanganan serius,” katanya.
Yang mendorong dia bersemangat membantu para mahasiswa lantaran lakon Boewen menggunakan bahasa Tegalan. “Semangat kedaerahanlah muncul. Itulah alasan saya mau membantu Teater Pasak,” tandas Ery yang kondang dijuluki Presiden Penyair Tegalan.
Sementara itu, Akbar “Sijok” KSB, selaku sutradara lakon tersebut mengatakan, kesediaan Dwi Ery Santoso membantu proses latihan lakon Boewen, merupakan kehormatan tersendiri bagi teaternya yang sedang menangani pementasan tersebut. “Kehadiran mas Ery dalam proses latihan, merupakan sebuah kehormatan dan sangat membantu kami,” tutur Akbar.
Menurutnya, lakon Boewen ini cukup menantang, karena membutuhkan keaktoran pda setiap penokohannya. Lakon ini, katanya lebih lanjut, hanya dimainkan oleh tiga tokoh. Namun justru disitulah membutuhkan peran yang sungguh-sungguh. “Setiap tokoh memiliki karakter berbeda. Ada karakter pengkhianat, penindas dan yang tertindas. Ketiga karakter ini harus mampu dimainkan oleh para pemain.”
Akbar “Sijok” KSB yang dibantu assisten sutradara Ardi Uceng menambahkan, lakon Boewen berkisah tentang pengkhianatan seorang bernama Jayeng Laga. Rival yang gugur saat pencalonan bekel (Lurah) dalam Kodrah (pemilihan) Kepala Desa, menjadi seteru bagi Subur, selaku bekel terpilih.
Tahun 1947 ketika pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Vantje Van Deck kembali masuk ke wilayah Indonesia, pulau Jawa digempur habis-habisan. Termasuk wilayah Tegal diobrak-abrik. Oleh Bekel Subur, penduduk Tegal dianjurkan mengungsi setelah terlebih dahulu dirinya bersama para pejuang Tegal merintangi laju pasukan Belanda menuju Yogyakarta dengan cara memutus jembatan, merobohkan berbagai pepohonan yang ada di jalanan, dan melakukan taktik perang membakar kota. Usaha menghambat laju perjalanan pasukan Belanda berhasil. Sialnya, Bekel Subur tertangkap gegara pengkhianatan Jayeng Laga.
Untuk suksesnya pementasan tersebut, Akbar “Sijok” KSB memilih rekan Resa untuk berperan sebagai Bekel Subur, Soni berperan sebagai Kapten Fantje van Deck, dan Hussein berperan sebagai Jayeng Laga. Sedang untuk penata musik dipercayakan kepada Essa dan Sahrul Kirno. Bertindak sebagai penata artistik ditangani oleh Fannisa, Risma, Erwan, dan Dimas.
Rencananya, lakon Boewen ini dihelat pada hari Selasa, 26 Maret 2019, pukul 19.00 di lapangan Kampus Universitas Pancasakti Tegal. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh UKM KSB (Unit Kegiatan Mahasiswa Kajian Seni dan Budaya) Universitas Pancasakti Tegal (Abdul Muin)
“Oleh Teater Pasak, saya diminta ikut membantu pementasan lakon Boewen. Namanya dimintai tolong, sebisa mungkin saya berikan pengalaman saya saat berpuluh tahun telah menangani Teater Massa Hisbuma yang saya pimpin Senang saja saya dapat menularkan ilmu berteater saya kepada mereka,” ujar Ery.
Menurutnya, bertahun-tahun menekuni dunia teater di kelompok Teater Massa Hisbuma Tegal, tidak keberatan manakala para mahasiswa memintanya untuk ikut membantu pada lakon Boewen. Baginya, lakon Boewen karya Lanang Setiawan ini membutuhkan keaktoran prima. “Lakon Boewen cukup menantang. Perlu penanganan serius,” katanya.
Yang mendorong dia bersemangat membantu para mahasiswa lantaran lakon Boewen menggunakan bahasa Tegalan. “Semangat kedaerahanlah muncul. Itulah alasan saya mau membantu Teater Pasak,” tandas Ery yang kondang dijuluki Presiden Penyair Tegalan.
Sementara itu, Akbar “Sijok” KSB, selaku sutradara lakon tersebut mengatakan, kesediaan Dwi Ery Santoso membantu proses latihan lakon Boewen, merupakan kehormatan tersendiri bagi teaternya yang sedang menangani pementasan tersebut. “Kehadiran mas Ery dalam proses latihan, merupakan sebuah kehormatan dan sangat membantu kami,” tutur Akbar.
Menurutnya, lakon Boewen ini cukup menantang, karena membutuhkan keaktoran pda setiap penokohannya. Lakon ini, katanya lebih lanjut, hanya dimainkan oleh tiga tokoh. Namun justru disitulah membutuhkan peran yang sungguh-sungguh. “Setiap tokoh memiliki karakter berbeda. Ada karakter pengkhianat, penindas dan yang tertindas. Ketiga karakter ini harus mampu dimainkan oleh para pemain.”
Akbar “Sijok” KSB yang dibantu assisten sutradara Ardi Uceng menambahkan, lakon Boewen berkisah tentang pengkhianatan seorang bernama Jayeng Laga. Rival yang gugur saat pencalonan bekel (Lurah) dalam Kodrah (pemilihan) Kepala Desa, menjadi seteru bagi Subur, selaku bekel terpilih.
Tahun 1947 ketika pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Vantje Van Deck kembali masuk ke wilayah Indonesia, pulau Jawa digempur habis-habisan. Termasuk wilayah Tegal diobrak-abrik. Oleh Bekel Subur, penduduk Tegal dianjurkan mengungsi setelah terlebih dahulu dirinya bersama para pejuang Tegal merintangi laju pasukan Belanda menuju Yogyakarta dengan cara memutus jembatan, merobohkan berbagai pepohonan yang ada di jalanan, dan melakukan taktik perang membakar kota. Usaha menghambat laju perjalanan pasukan Belanda berhasil. Sialnya, Bekel Subur tertangkap gegara pengkhianatan Jayeng Laga.
Untuk suksesnya pementasan tersebut, Akbar “Sijok” KSB memilih rekan Resa untuk berperan sebagai Bekel Subur, Soni berperan sebagai Kapten Fantje van Deck, dan Hussein berperan sebagai Jayeng Laga. Sedang untuk penata musik dipercayakan kepada Essa dan Sahrul Kirno. Bertindak sebagai penata artistik ditangani oleh Fannisa, Risma, Erwan, dan Dimas.
Rencananya, lakon Boewen ini dihelat pada hari Selasa, 26 Maret 2019, pukul 19.00 di lapangan Kampus Universitas Pancasakti Tegal. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh UKM KSB (Unit Kegiatan Mahasiswa Kajian Seni dan Budaya) Universitas Pancasakti Tegal (Abdul Muin)
0 Response to "Teater Pasak UPS, Pentaskan Lakon Boewen"
Posting Komentar