Bupati Tegal Umi Azizah Pantau Kesehatan Pemudik di Tapal Batas
Dukuhwaru. Radardesa.com - Meningkatnya arus mudik dari ibu kota ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah meningkatkan risiko penularan virus corona (Covid-19) berpindah dari kota ke desa. Mengantisipasi hal tersebut, Bupati Tegal Umi Azizah beserta jajarannya, dibantu unsur kepolisian Polres Tegal lakukan pemeriksaan kesehatan para pemudik di wilayah perbatasan Kabupaten Tegal dengan Brebes, tepatnya di Desa Selapura Kecamatan Dukuhwaru hari Senin (30/3) dini hari tadi.
Sedikitnya 39 unit kendaraan travel dan pribadi dari Jabodetabek yang mengangkut 379 pemudik dihentikan. Seluruh penumpang dan awak supir diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas dan didata. Umi yang turut memantau proses pemeriksaan kesehatan pun memberikan arahannya ke sejumlah pemudik tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Umi menyampaikan bahwa pemudik dari zona merah infeksi Covid-19 seperti Jabodetabek memiliki risiko tertular dan penularan yang cukup tinggi, sehingga pihaknya pun minta agar protokol kesehatan harus dipatuhi, salah satunya kepada rombongan pemudik asal Bekasi dengan tujuan Jatinegara Kabupaten Tegal. “Sampai di rumah saya minta panjenengan jangan bersentuhan atau bersalaman dengan siapa pun. Segera ke kamar mandi, rendam pakaian, sepatu, tas serta aksesoris lainnya yang dipakai saat ini dengan deterjen dan lekas mandi. Upayakan setelahnya jaga jarak fisik dengan anggota keluarga lain selama empat belas hari untuk memastikan anda tidak tertular virus. Lapor ke RT setempat untuk didata dan jika selama empat belas hari ada gejala seperti demam, batuk dan sesak nafas, segera periksakan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat”, pesan Umi yang diamini warga pemudik.
Di sela-sela kegiatan, Umi yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal Uwes Qoroni menyampaikan jika penetapan status tanggap darurat virus corona (Covid-19) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di awal Maret lalu memacu percepatan arus mudik. “Mereka terpaksa mencuri start mudik pulang ke kampung halamannya karena khawatir Jakarta akan ditutup, disamping juga sudah tidak ada lagi yang mereka kerjakan di sana karena pabrik tempatnya bekerja tutup, tempat usahanya tutup dan dagangan sepi pembeli”, ujarnya.
Umi pun mengakui, anjuran kepada warganya untuk tidak mudik belum bisa sepenuhnya diterapkan. Meskpun dari respon publik yang ia baca di media sosial, tidak sedikit yang mendukung kebijakannya menunda kepulangan demi kebaikan bersama, menjaga agar keluarganya di kampung halaman tetap sehat.
“Mohon maaf bapak, ibu telah mengganggu waktu perjalanannya. Demi kebaikan bersama, akan kita lakukan pengecekan suhu tubuh dan pendataan supaya jelas,” kata Umi setiap kali mengawali pemeriksaan kesehatan penumpang.
Dari hasil pengecekan yang berlangsung hingga pukul 4 pagi, ditemukan satu orang pemudik yang suhu badannya tinggi. Setelah ditanya riwayat sakitnya, penumpang dengan tujuan Pemalang ini pun menunjukkan surat dokter sedang dalam masa pengobatan sehingga dipersilahkan yang bersangkutan melanjutkan perjalanannya. (Siti Aminah)
Sedikitnya 39 unit kendaraan travel dan pribadi dari Jabodetabek yang mengangkut 379 pemudik dihentikan. Seluruh penumpang dan awak supir diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas dan didata. Umi yang turut memantau proses pemeriksaan kesehatan pun memberikan arahannya ke sejumlah pemudik tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Umi menyampaikan bahwa pemudik dari zona merah infeksi Covid-19 seperti Jabodetabek memiliki risiko tertular dan penularan yang cukup tinggi, sehingga pihaknya pun minta agar protokol kesehatan harus dipatuhi, salah satunya kepada rombongan pemudik asal Bekasi dengan tujuan Jatinegara Kabupaten Tegal. “Sampai di rumah saya minta panjenengan jangan bersentuhan atau bersalaman dengan siapa pun. Segera ke kamar mandi, rendam pakaian, sepatu, tas serta aksesoris lainnya yang dipakai saat ini dengan deterjen dan lekas mandi. Upayakan setelahnya jaga jarak fisik dengan anggota keluarga lain selama empat belas hari untuk memastikan anda tidak tertular virus. Lapor ke RT setempat untuk didata dan jika selama empat belas hari ada gejala seperti demam, batuk dan sesak nafas, segera periksakan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat”, pesan Umi yang diamini warga pemudik.
Di sela-sela kegiatan, Umi yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal Uwes Qoroni menyampaikan jika penetapan status tanggap darurat virus corona (Covid-19) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di awal Maret lalu memacu percepatan arus mudik. “Mereka terpaksa mencuri start mudik pulang ke kampung halamannya karena khawatir Jakarta akan ditutup, disamping juga sudah tidak ada lagi yang mereka kerjakan di sana karena pabrik tempatnya bekerja tutup, tempat usahanya tutup dan dagangan sepi pembeli”, ujarnya.
Umi pun mengakui, anjuran kepada warganya untuk tidak mudik belum bisa sepenuhnya diterapkan. Meskpun dari respon publik yang ia baca di media sosial, tidak sedikit yang mendukung kebijakannya menunda kepulangan demi kebaikan bersama, menjaga agar keluarganya di kampung halaman tetap sehat.
“Mohon maaf bapak, ibu telah mengganggu waktu perjalanannya. Demi kebaikan bersama, akan kita lakukan pengecekan suhu tubuh dan pendataan supaya jelas,” kata Umi setiap kali mengawali pemeriksaan kesehatan penumpang.
Dari hasil pengecekan yang berlangsung hingga pukul 4 pagi, ditemukan satu orang pemudik yang suhu badannya tinggi. Setelah ditanya riwayat sakitnya, penumpang dengan tujuan Pemalang ini pun menunjukkan surat dokter sedang dalam masa pengobatan sehingga dipersilahkan yang bersangkutan melanjutkan perjalanannya. (Siti Aminah)
0 Response to "Bupati Tegal Umi Azizah Pantau Kesehatan Pemudik di Tapal Batas"
Posting Komentar